Mengenai peranan orang tua terhadap anaknya dalam pendidikan yaitu meliputi :
a. Kebutuhan akan rasa kasih sayang
b. Kebutuhan akan rasa aman
c. Kebutuhan akan harga diri
d. Kebutuhan akan rasa kebebasan
e. Kebutuhan akan rasa sukses
f. Kebutuhan akan mengenal

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan
orang tua dalam kaitannya dengan pendidikan anak adalah sebagai pendidik pertama dan utama, di mana tanggung jawab pendidikan anak, utamanya pendidikan dalam keluarga dipegang oleh orang tua, tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak antara lain meliputi :
a. Dorongan/motivasi cinta kasih sayang yang menjiwai hubungan orang tua dengan anak. Cinta kasih ini mendorong sikap dan tindakan rela menerima tanggung jawab dan mengabdikan hidupnya untuk sang anak.
b. Dorongan/motivasi kewajiban moral, sebagai konsekwensi kedudukan
orang tua dengan anak atau terhadap keturunannya. Tanggung jawab moral ini meliputi nilai- nilai relegius spiritual yang dijiwai ketuhanan yang Maha Esa dan agama masing-masing, disamping didorong oleh kesadaran memelihara martabat dan kehormatan. Keluarga
c. Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga yang pada gilirannya juga menjadi bagian dari masyarakat. Bangsa dan negaranya, bahkan kemanusiaan, tanggung jawab sosial ini merupakan perwujudan kesadaran tanggung jawab kekeluargaan yang diikuti oleh darah keturunan dan kesatuan keyakinan.
“Dari Ibu Umar RA, Saya mendengar Rosulullah bersabda setiap kamu
adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai tentang kepemimpinan,
seorang imam adalah pemimpin dan akan ditanyai tentang kepemimpinannya, seorang laki-laki (suami) adalah pemimpin atas rumah
tangganya ditanya tentang kepemimpinannya, seorang istri adalah pemimpin keluarganya dan ditanya tentang kepemimpinannya, dan seorang pembantu adalah pemimpin harta tuannya dan ditanya tentang kepemimpinannya, dan setiap kamu adalah pemimpin dan ditanya tentang kepemimpinannya” (HR. Bukhori dan Muslim).
Dalam rangka kepemimpinannya ini, orang tua berkewajiban dan
bertanggung jawab atas kesejahteraan anak lahir dan batin serta
kebahagiaannya di dunia dan di akhirat, orang tua harus dapat membimbing dan mengarahkan anak kepada pendidikan yang baik sesuai dengan normanorma agama, dan adab sopan santun dalam hidup bermasyarakat. Dengan adanya bimbingan dan pengarahan yang baik dari orang tua terhadap anak sejak masa kanak-kanak maka dapat diharapkan setelah dewasa nanti segala tindakannya akan selalu didasari norma-norma agama dan sopan santun.
Dengan demikian secara tidak langsung orang tua telah memberikan
sumbangan dalam menciptakan suasana masyarakat aman dan tentram.
Berdasarkan kondisi dan masalah di atas, perlu adanya pengembangan
kebijakan yang memungkinkan tokoh agama dan lembaga keagamaan
mengambil peran dan fungsi yang proaktif dalam pembinaan akhlak anak,
langkah ini bukan saja karena motivasi agama, tetapai sebagai langkah
antisipatif terhadap kondisi masyarakat moderen yang mengarah kepada
perusakan sendi-sendi moral anak.
Dalam hubungannya dengan skripsi ini maka perlu diketahui
sebelumnya bagaimana peranan orang tua dalam pendidikan secara umum.
Adapun peranan orang tua dalam keluarga yang paling menonjol adalah
penanggung jawab anggota keluarga termasuk anak.
Hal ini sesuai dengan firman Allah At Tahrim 6 yang berbunyi ;
“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (Attahrim : 6)
Ayat tersebut memberikan perintah kepada kita untuk memelihara dirinya sendiri dan keluarga agar tidak terjerumus ke dalam api neraka atau hal-hal negatif, salah satu upaya untuk mewujudkan perintah tersebut adalah melalui pendidikan. Karena dengan memperoleh pendidikan seorang akan dapat membedakan hal-hal yang baik dan buruk, ayat tersebut juga menggambarkan bahwa orang tua berkewajiban memberikan pelajaran agar anak tidak terjerumus dalam kemungkaran.
“Dan orang-orang berkata : “Ya tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”
3. Kondisi-Kondisi Orang Tua Yang Berpengaruh Terhadap Pendidikan Anak
Kondisi-kondisi orang tua yang sekiranya dapat berpengaruh terhadap
pendidikan anak secara garis besarnya terbagi menjadi dua bagian yaitu, kondisi obyektif orang tua dan kondisi subyektif orang tua.
a. Kondisi Obyektif Orang Tua
Yang dimaksud dengan kondisi obyektif orang tua di sini adalah
antara lain berupa keutuhan oang tua, kondisi ekonomi orang tua, tingkat pendidikan orang tua dan status sosial orang tua.
1) Keutuhan Orang Tua
Keutuhan orang tua ditandai dengan lengkapnya anggota keluarga khususnya ibu dan ayah dan tak pernah atau jarang tejadi percekcokan dan pertengkaran antara anggota keluarga serta semua anggota keluarga dapat saling berkomunikasi dan berkumpul dengan mudah dan sering.
Keutuhan orang tua ini juga dapat berpengaruh terhadap ketenangan belajar siswa/anak. Hal ini sesuai dengan pernyataan sebagai berikut : “untuk kelancaran pendidikan dalam keluarga, maka perlu ditetapkan acara yang terperinci mengenai materi, waktu.tempat
dan lain- lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keutuhan keluarga merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi proses dan hasil belajar anak di sekolah.
2) Kondisi Ekonomi Orang Tua
Pada zaman sekarang ini boleh dikatakan bahwa biaya
pendidikan (menuntut ilmu) terutama pada lembaga-lembaga pendidikan
formal adalah cukup besar. Hal ini dapat dilihat pada besarnya biaya
penyelenggaraan pendidikan spp yang diwajibkan pada para siswa, dan
juga keharusan memenuhi sarana dan alat-alat pendidikan terutama saran dalam alat-alat belajar anak. Hal-hal seperti ini tersebut di atas membutuhkan tersedianya perekonomian yang mencukupi dari rasa
orang tua agar para siswa dapat mengikuti pend idikan dan belajar dengan baik sesuai dengan tuntutan yang ada.
Kualitas pendidikan banyak tergantung pada tersedianya
pembiayaan yang memadai dalam penyelenggaraannya. Bahkan
seringkali terjadi keberhasilan pendidikan anak tergantung pada cukup
tidaknya atau tinggi rendahnya perekonomian. Orang tua dengan
demikian orang tua yang mempunyai atau termasuk status ekonominya
yang cukup akan lebih memungkinkan untuk berhasil dalam pendidikan
dari pada orang tua anak yang ekonominya rendah. Oleh sebab itu
dengan ekonominya yag mencukupi akan dapat memenuhi tuntutantuntutan
pendidikan yang membutuhkan pembiayaan seperti sarana dan
prasarana.
Pendidikan berkaitan dengan pernyataan : “Status ekonomi
banyak menentukan kemampuan keluarga dalam menyediakan fasilitas
sarana yang diperlukan anak dalam menelaah bahan pelajaran di sekolah
dari soal buku pelajaran”.
Selain itu bila status ekonomi orang tua tergolong cukup maka
orang tua akan lebih dapat mencurahkan perhatiannya terhadap
pendidikan anak. Di samping itu siswa sendiri tidak banyak memperoleh
kesulitan dalam rangka pengabdian dan pemenuhan sarana, fasilitas serta saran alat-alat belajar yang diperlukan demi kelancaran proses pendidikannya. Hal ini juga berkaitan dengan kenyataan sebagai berikut :
“Orang tua harus memberikan pelayanan yang sebaik mungkin menurut
kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan anak-anak”.
Telah dibuat berbagai pernyataan mengenai cara memperlakukan anak-anak seperti misalnya anak-anak harus diawasi dan bukannya didengarkan suaranya saja mereka hanya mengalami masa muda sekali saja, biarkan mereka menikmantinya,singkirkan rotan dan memanjakan anak: anak-anak harus dilindungi, anak harus dibiarkan
bebas berbuat; bukanlah persoalan sesungguhnya ialah, bagaimana kita membesarkan anak-anak selama mereka tetap memperoleh keperluan dasar, yaitu makanan, air, dan perlindungan.
3) Tingkat Pendidikan Orang Tua
Dalam kaitannya dengan pendidikan anak ini, orang tua yang tergolong berpendidikan akan sangat berarti bagi pendidikan siswa. Di mana seringkali tingkat pendidikan orang tua dapat mempengaruhi pandangan dan sikap orang terhadap pendidikan anak-anaknya. Orang tua yang tergolong berpendidikan akan dapat membimbing, membantu serta pengetahuan pendidikan anaknya hingga ke tingkat yang lebih tinggi sebesar kemampuan yang dimilikinya, bahkan merasa cukup menyekolahkan anaknya sebatas sekolah dasar saja.
4) Status Sosial Orang Tua
Status sosial yang dimaksud di sini adalah kedudukan orang tua
dalam jajaran interaksi pergaulan sosial dalam masyarakat di mana orang tua itu hidup. Status sosial orang tua ini dapat mempengaruhi pendidikan para anak, antara lain dapat mempengaruhi bagaimana orang
memperlihatkan, memikirkan serta memberikan wawasan kependidikan
kepada anak-anaknya mengatakan sebagai berikut : “Status sosial orang
tua pada suatu ketika dapat menentukan sikap mereka terhadap
pendidikan atau peranan pendidikan dalam kehidupan manusia”
b. Kondisi Subyektif Orang Tua
Yang dimaksud dengan kondisi subyektif di sini adalah kondisikondisi
yang berkaitan dengan kepribadian orang tua, yang antara lain
meliputi : sikap kepemimpinan orang tua, cara orang tua mendidik anak, cara memberi pelayanan dan lain- lain.
Sebagai pemimpin keluarga, maka sikap kepemimpinannya
seringkali dominan dalam mempengaruhi pendidikan anak atau pendidikan
anak-anaknya. Dalam hal ini kita mengenai adanya tiga macam sikap
kepemimpinan orang yang dapat mempengaruhi pendidikan anak, yaitu :
sikap otoriter, sikap demokratis, dan sikap laisser faire. Penelitianpenelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti : Mueller, Frnkel, Lawin, membuktikan sikap kepemimpinan yang lebih efektif adalah :
Sikap demokratis, dimana orang tua di samping memegang
kendali dan mengarahkan secara maksimal perkembangan anak, juga
memberikan kesempatan anak-anaknya untuk berkreasi sesuai dengan
kemampuan yang ada pada diri anak-anak.
Adapun secara jelasnya kondisi subyektif orang tua itu antara lain
sebgai berikut :
a) Sikap Kemimpinan Orang Tua
Yang dimaksud dengan sikap kepemimpinan orang tua di sini adalah sikap dan cara-cara serta kebijaksanaan yang ditempuh orang tua untuk membimbing dan mendidik anaknya. Hal- hal tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar.
Sikap orang tua dalam mendidik anak-anaknya besar pengaruhnya terhadap kepribadian anak, dibandingkan dengan sikap otoriter dan laissez faire, maka sikap demokrasi orang tualah yang lebih menguntungkan dan memberikan hasil yang lebih baik, dengan
sikap yang demokrasi.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan sosial di dalam rumah keluarga yaitu menyangkut interaksi antar golongan keluarga : ayah-ibu dan anak-anak yang berpengaruh terhadap berhasil tidaknya proses belajar anak di sekolah Demi kelancaran serta keberhasilan anak-anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman untuk menyukseskan belajar anak sendiri.
b) Cara Orang Tua Mendidik Anak
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya tehadap
belajar anaknya. Hal ini sesuai dengan pernyataan sebagai berikut :
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap lingkungan anak sejak kecil adalah sangat mendalam dan menentukan perkembangan pribadi anak selanjutnya hal ini disebabkan :
1) Pengaruh itu merupakan pengala man yang pertama-tama.
2) Pengaruh yang diterima anak itu masih terbatas jumlah dan luasnya.
3) Intensitas pengaruh itu tinggi karena berlangsung terus-menerus
siang dan malam.
4) Umumnya pengaruh itu diterima dalam suasana aman yang bersifat intim.
Di manapun proses pendidikan berlangsung alasan utama kehadiran guru adalah untuk membantu siswa agar belajar sebaikbaiknya. Oleh karena itu, adalah hal esensial (pokok, dasar) bagi guru untuk memahami sepenuhnya cara dan tahapan belajar yang terjadi
pada diri siswanya.
Keluarga dalam hal ini orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya acuh tak acuh terhadap belajar anaknya tidak mau tahu bagaimana kemajuan anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami anaknya dalam belajar dan lain- lain,
dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam melaksanakan studinya, untuk itu pendidikan anak dalam keluarga mempunyai peranan penting dalam mengembangkan anak terutama teladan dari orang tua sikap dan tingkah laku sehari-hari kemudian menjelaskan :
Usaha untuk memupuk rasa hormat anak terhadap orang tuanya. Antara lain:
1) Pupuklah rasa kasih sayang di antara suami istri.
2)Tunjukkanlah kepercayaan orang tua terhadap anaknya
3)Hargailah karya anak dan perhatikanlah keinginan dan kebutuhannya.
4)Kenalkanlah nilai- nilai yang dapat menjadikan kegembiraan kesenangan seluruh anggota keluarga
5)Bila anak-anak kurang berakhlak kurang baik nasehatilah dengan penuh kebijaksanaan dan pendidikan yang baik.

Related Post :