Mengenai peranan orang tua terhadap anaknya dalam pendidikan yaitu meliputi :
a. Kebutuhan akan rasa kasih sayang
b. Kebutuhan akan rasa aman
c. Kebutuhan akan harga diri
d. Kebutuhan akan rasa kebebasan
e. Kebutuhan akan rasa sukses
f. Kebutuhan akan mengenal

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan
orang tua dalam kaitannya dengan pendidikan anak adalah sebagai pendidik pertama dan utama, di mana tanggung jawab pendidikan anak, utamanya pendidikan dalam keluarga dipegang oleh orang tua, tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak antara lain meliputi :
a. Dorongan/motivasi cinta kasih sayang yang menjiwai hubungan orang tua dengan anak. Cinta kasih ini mendorong sikap dan tindakan rela menerima tanggung jawab dan mengabdikan hidupnya untuk sang anak.
b. Dorongan/motivasi kewajiban moral, sebagai konsekwensi kedudukan
orang tua dengan anak atau terhadap keturunannya. Tanggung jawab moral ini meliputi nilai- nilai relegius spiritual yang dijiwai ketuhanan yang Maha Esa dan agama masing-masing, disamping didorong oleh kesadaran memelihara martabat dan kehormatan. Keluarga
c. Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga yang pada gilirannya juga menjadi bagian dari masyarakat. Bangsa dan negaranya, bahkan kemanusiaan, tanggung jawab sosial ini merupakan perwujudan kesadaran tanggung jawab kekeluargaan yang diikuti oleh darah keturunan dan kesatuan keyakinan.
“Dari Ibu Umar RA, Saya mendengar Rosulullah bersabda setiap kamu
adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai tentang kepemimpinan,
seorang imam adalah pemimpin dan akan ditanyai tentang kepemimpinannya, seorang laki-laki (suami) adalah pemimpin atas rumah
tangganya ditanya tentang kepemimpinannya, seorang istri adalah pemimpin keluarganya dan ditanya tentang kepemimpinannya, dan seorang pembantu adalah pemimpin harta tuannya dan ditanya tentang kepemimpinannya, dan setiap kamu adalah pemimpin dan ditanya tentang kepemimpinannya” (HR. Bukhori dan Muslim).
Dalam rangka kepemimpinannya ini, orang tua berkewajiban dan
bertanggung jawab atas kesejahteraan anak lahir dan batin serta
kebahagiaannya di dunia dan di akhirat, orang tua harus dapat membimbing dan mengarahkan anak kepada pendidikan yang baik sesuai dengan normanorma agama, dan adab sopan santun dalam hidup bermasyarakat. Dengan adanya bimbingan dan pengarahan yang baik dari orang tua terhadap anak sejak masa kanak-kanak maka dapat diharapkan setelah dewasa nanti segala tindakannya akan selalu didasari norma-norma agama dan sopan santun.
Dengan demikian secara tidak langsung orang tua telah memberikan
sumbangan dalam menciptakan suasana masyarakat aman dan tentram.
Berdasarkan kondisi dan masalah di atas, perlu adanya pengembangan
kebijakan yang memungkinkan tokoh agama dan lembaga keagamaan
mengambil peran dan fungsi yang proaktif dalam pembinaan akhlak anak,
langkah ini bukan saja karena motivasi agama, tetapai sebagai langkah
antisipatif terhadap kondisi masyarakat moderen yang mengarah kepada
perusakan sendi-sendi moral anak.
Dalam hubungannya dengan skripsi ini maka perlu diketahui
sebelumnya bagaimana peranan orang tua dalam pendidikan secara umum.
Adapun peranan orang tua dalam keluarga yang paling menonjol adalah
penanggung jawab anggota keluarga termasuk anak.
Hal ini sesuai dengan firman Allah At Tahrim 6 yang berbunyi ;
“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (Attahrim : 6)
Ayat tersebut memberikan perintah kepada kita untuk memelihara dirinya sendiri dan keluarga agar tidak terjerumus ke dalam api neraka atau hal-hal negatif, salah satu upaya untuk mewujudkan perintah tersebut adalah melalui pendidikan. Karena dengan memperoleh pendidikan seorang akan dapat membedakan hal-hal yang baik dan buruk, ayat tersebut juga menggambarkan bahwa orang tua berkewajiban memberikan pelajaran agar anak tidak terjerumus dalam kemungkaran.
“Dan orang-orang berkata : “Ya tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”
3. Kondisi-Kondisi Orang Tua Yang Berpengaruh Terhadap Pendidikan Anak
Kondisi-kondisi orang tua yang sekiranya dapat berpengaruh terhadap
pendidikan anak secara garis besarnya terbagi menjadi dua bagian yaitu, kondisi obyektif orang tua dan kondisi subyektif orang tua.
a. Kondisi Obyektif Orang Tua
Yang dimaksud dengan kondisi obyektif orang tua di sini adalah
antara lain berupa keutuhan oang tua, kondisi ekonomi orang tua, tingkat pendidikan orang tua dan status sosial orang tua.
1) Keutuhan Orang Tua
Keutuhan orang tua ditandai dengan lengkapnya anggota keluarga khususnya ibu dan ayah dan tak pernah atau jarang tejadi percekcokan dan pertengkaran antara anggota keluarga serta semua anggota keluarga dapat saling berkomunikasi dan berkumpul dengan mudah dan sering.
Keutuhan orang tua ini juga dapat berpengaruh terhadap ketenangan belajar siswa/anak. Hal ini sesuai dengan pernyataan sebagai berikut : “untuk kelancaran pendidikan dalam keluarga, maka perlu ditetapkan acara yang terperinci mengenai materi, waktu.tempat
dan lain- lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keutuhan keluarga merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi proses dan hasil belajar anak di sekolah.
2) Kondisi Ekonomi Orang Tua
Pada zaman sekarang ini boleh dikatakan bahwa biaya
pendidikan (menuntut ilmu) terutama pada lembaga-lembaga pendidikan
formal adalah cukup besar. Hal ini dapat dilihat pada besarnya biaya
penyelenggaraan pendidikan spp yang diwajibkan pada para siswa, dan
juga keharusan memenuhi sarana dan alat-alat pendidikan terutama saran dalam alat-alat belajar anak. Hal-hal seperti ini tersebut di atas membutuhkan tersedianya perekonomian yang mencukupi dari rasa
orang tua agar para siswa dapat mengikuti pend idikan dan belajar dengan baik sesuai dengan tuntutan yang ada.
Kualitas pendidikan banyak tergantung pada tersedianya
pembiayaan yang memadai dalam penyelenggaraannya. Bahkan
seringkali terjadi keberhasilan pendidikan anak tergantung pada cukup
tidaknya atau tinggi rendahnya perekonomian. Orang tua dengan
demikian orang tua yang mempunyai atau termasuk status ekonominya
yang cukup akan lebih memungkinkan untuk berhasil dalam pendidikan
dari pada orang tua anak yang ekonominya rendah. Oleh sebab itu
dengan ekonominya yag mencukupi akan dapat memenuhi tuntutantuntutan
pendidikan yang membutuhkan pembiayaan seperti sarana dan
prasarana.
Pendidikan berkaitan dengan pernyataan : “Status ekonomi
banyak menentukan kemampuan keluarga dalam menyediakan fasilitas
sarana yang diperlukan anak dalam menelaah bahan pelajaran di sekolah
dari soal buku pelajaran”.
Selain itu bila status ekonomi orang tua tergolong cukup maka
orang tua akan lebih dapat mencurahkan perhatiannya terhadap
pendidikan anak. Di samping itu siswa sendiri tidak banyak memperoleh
kesulitan dalam rangka pengabdian dan pemenuhan sarana, fasilitas serta saran alat-alat belajar yang diperlukan demi kelancaran proses pendidikannya. Hal ini juga berkaitan dengan kenyataan sebagai berikut :
“Orang tua harus memberikan pelayanan yang sebaik mungkin menurut
kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan anak-anak”.
Telah dibuat berbagai pernyataan mengenai cara memperlakukan anak-anak seperti misalnya anak-anak harus diawasi dan bukannya didengarkan suaranya saja mereka hanya mengalami masa muda sekali saja, biarkan mereka menikmantinya,singkirkan rotan dan memanjakan anak: anak-anak harus dilindungi, anak harus dibiarkan
bebas berbuat; bukanlah persoalan sesungguhnya ialah, bagaimana kita membesarkan anak-anak selama mereka tetap memperoleh keperluan dasar, yaitu makanan, air, dan perlindungan.
3) Tingkat Pendidikan Orang Tua
Dalam kaitannya dengan pendidikan anak ini, orang tua yang tergolong berpendidikan akan sangat berarti bagi pendidikan siswa. Di mana seringkali tingkat pendidikan orang tua dapat mempengaruhi pandangan dan sikap orang terhadap pendidikan anak-anaknya. Orang tua yang tergolong berpendidikan akan dapat membimbing, membantu serta pengetahuan pendidikan anaknya hingga ke tingkat yang lebih tinggi sebesar kemampuan yang dimilikinya, bahkan merasa cukup menyekolahkan anaknya sebatas sekolah dasar saja.
4) Status Sosial Orang Tua
Status sosial yang dimaksud di sini adalah kedudukan orang tua
dalam jajaran interaksi pergaulan sosial dalam masyarakat di mana orang tua itu hidup. Status sosial orang tua ini dapat mempengaruhi pendidikan para anak, antara lain dapat mempengaruhi bagaimana orang
memperlihatkan, memikirkan serta memberikan wawasan kependidikan
kepada anak-anaknya mengatakan sebagai berikut : “Status sosial orang
tua pada suatu ketika dapat menentukan sikap mereka terhadap
pendidikan atau peranan pendidikan dalam kehidupan manusia”
b. Kondisi Subyektif Orang Tua
Yang dimaksud dengan kondisi subyektif di sini adalah kondisikondisi
yang berkaitan dengan kepribadian orang tua, yang antara lain
meliputi : sikap kepemimpinan orang tua, cara orang tua mendidik anak, cara memberi pelayanan dan lain- lain.
Sebagai pemimpin keluarga, maka sikap kepemimpinannya
seringkali dominan dalam mempengaruhi pendidikan anak atau pendidikan
anak-anaknya. Dalam hal ini kita mengenai adanya tiga macam sikap
kepemimpinan orang yang dapat mempengaruhi pendidikan anak, yaitu :
sikap otoriter, sikap demokratis, dan sikap laisser faire. Penelitianpenelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti : Mueller, Frnkel, Lawin, membuktikan sikap kepemimpinan yang lebih efektif adalah :
Sikap demokratis, dimana orang tua di samping memegang
kendali dan mengarahkan secara maksimal perkembangan anak, juga
memberikan kesempatan anak-anaknya untuk berkreasi sesuai dengan
kemampuan yang ada pada diri anak-anak.
Adapun secara jelasnya kondisi subyektif orang tua itu antara lain
sebgai berikut :
a) Sikap Kemimpinan Orang Tua
Yang dimaksud dengan sikap kepemimpinan orang tua di sini adalah sikap dan cara-cara serta kebijaksanaan yang ditempuh orang tua untuk membimbing dan mendidik anaknya. Hal- hal tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar.
Sikap orang tua dalam mendidik anak-anaknya besar pengaruhnya terhadap kepribadian anak, dibandingkan dengan sikap otoriter dan laissez faire, maka sikap demokrasi orang tualah yang lebih menguntungkan dan memberikan hasil yang lebih baik, dengan
sikap yang demokrasi.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan sosial di dalam rumah keluarga yaitu menyangkut interaksi antar golongan keluarga : ayah-ibu dan anak-anak yang berpengaruh terhadap berhasil tidaknya proses belajar anak di sekolah Demi kelancaran serta keberhasilan anak-anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman untuk menyukseskan belajar anak sendiri.
b) Cara Orang Tua Mendidik Anak
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya tehadap
belajar anaknya. Hal ini sesuai dengan pernyataan sebagai berikut :
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap lingkungan anak sejak kecil adalah sangat mendalam dan menentukan perkembangan pribadi anak selanjutnya hal ini disebabkan :
1) Pengaruh itu merupakan pengala man yang pertama-tama.
2) Pengaruh yang diterima anak itu masih terbatas jumlah dan luasnya.
3) Intensitas pengaruh itu tinggi karena berlangsung terus-menerus
siang dan malam.
4) Umumnya pengaruh itu diterima dalam suasana aman yang bersifat intim.
Di manapun proses pendidikan berlangsung alasan utama kehadiran guru adalah untuk membantu siswa agar belajar sebaikbaiknya. Oleh karena itu, adalah hal esensial (pokok, dasar) bagi guru untuk memahami sepenuhnya cara dan tahapan belajar yang terjadi
pada diri siswanya.
Keluarga dalam hal ini orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya acuh tak acuh terhadap belajar anaknya tidak mau tahu bagaimana kemajuan anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami anaknya dalam belajar dan lain- lain,
dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam melaksanakan studinya, untuk itu pendidikan anak dalam keluarga mempunyai peranan penting dalam mengembangkan anak terutama teladan dari orang tua sikap dan tingkah laku sehari-hari kemudian menjelaskan :
Usaha untuk memupuk rasa hormat anak terhadap orang tuanya. Antara lain:
1) Pupuklah rasa kasih sayang di antara suami istri.
2)Tunjukkanlah kepercayaan orang tua terhadap anaknya
3)Hargailah karya anak dan perhatikanlah keinginan dan kebutuhannya.
4)Kenalkanlah nilai- nilai yang dapat menjadikan kegembiraan kesenangan seluruh anggota keluarga
5)Bila anak-anak kurang berakhlak kurang baik nasehatilah dengan penuh kebijaksanaan dan pendidikan yang baik.
Read More >>
Orang tua merupakan induk pembelajaran bagi seorang anak karena keluarga adalah tempat pertama dan utama sebagai lingkungan pendidikan anak. Orang tua memang berkewajiban merawat, mengasuh, dan membimbing seorang anak sebelum ke jenjang sekolah.
Anak juga butuh dorongan positif dari orang tua, motivasi merupakan alasan atau dorongan yang bisa membuat seseorang untuk melakukan sesuatu. Itulah sebagian cara untuk memberi kekuatan mental pada anak.
Peranan orang tua sangat berpengaruh sekali dalam mendidik anak-anaknya terutama sekali di dalam pendidikan. Anak merupakan generasi penerus dimasa mendatang, maka dari itu orang tua harus lebih memperhatikan dan selalu membimbing dan mendidik dengan baik. Orang tua tidak boleh meninggalkan anak mereka dalam keadaan lemah. Lemah disini maksudnya adalah lemah dalam segala aspek kehidupan seperti lemah mental, psikis, pendidikan, ekonomi terutama lemah iman (spiritual). Anak yang lemah iman akan menjadi generasi tanpa kepribadian.
Bisa kita bayangkan jika orang tua tidak perhatian terhadap anaknya, pasti anak akan tumbuh tidak baik. Apalgi jika orang tuanya tidak peduli terhadap pendidikan, maka tidak menutup kemungkinan anaknya pun akan kurang pendidikan. Karena keluarga merupakan pendidikan utama dan pertama yang didapatkan oleh seorang anak.
Jadi semua orang tua harus memperhatikan semua aspek perkembangan anaknya baik itu dari segi perhatian, kasih sayang, pendidikan mental, maupun masalah aqidah atau keimanannya. Maka para orang tua, berlaku lemah lembutlah kepada anak, karena dengan berperilaku lemah-lembut sangat membantu dalam menanamkan kecerdasan spiritual pada anak sebab anak itu besarnya nanti ditentukan bagaimana cara-cara orang tua mendidik dan membesarkannya.
Read More >>
7 Penyakit dalam Dunia Pendidikan Saat Ini - tentang permasalahan dalam pendidikan yang berjudul 7 Penyakit dalam Dunia Pendidikan Saat Ini, tapi ini bukan penyakit yang sesungguhnya hanya versi lucu saja .... dan berikut adalah beberapa penyakit dalam pendidikan yang lagi populer saat ini : 
 
1.KUDIS atau Kurang Disiplin 

2.ASMA atau ASal Mengisi Absen

3.TBC atau Tidak Bisa Computer

4.KRAM atau Kurang Terampil

5.ASAM URAT atau  Asal Sampai kantor terus uring-uringan tidur

6.GINJAL atau Gaji Ingin Naik tapi kerjanya lamban

7.PUCAT atau Pulang Cepat
Read More >>
Pendidikan karakter utuh dan menyeluruh menawarkan beberapa alternatif pengembangan keutamaan untuk membentuk karakter individu menjadi pribadi berkeutamaan. Pilihan prioritas keutamaan itu didasarkan pada tiga matra pendidikan karakter yang menjadi dasar bagi pengembangan pendidikan karakter utuh dan menyeluruh, yaitu matra individual, matra sosial, dan matra moral. 12 Pilar Keutamaan menurut Doni Koesoema A adalah sebagai berikut: 
 
1. Penghargaan terhadap tubuh
Penghargaan terhadap tubuh merupakan keutamaan fundamental yang perlu dikembangkan dalam diri setiap orang. Penghargaan terhadap tubuh termasuk di dalamnya kesediaan dan kemampuan individu menjaga dan merawat kesehatan jasmani tiap individu. Kesehatan jasmani merupakan salah satu bagian penting bagi pembentukan keutamaan. Pendidikan karakter mesti memprioritaskan tentang bagaimana individu dapat menjaga tubuhnya satu sama lain, tidak merusaknya, melainkan membuat keberadaan tubuh tumbuh sehat sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan kodratnya. Penghargaan terhadap tubuh merupakan ekspresi diri individu untuk menjadi perawat dan pelindung satu sama lain. Individu mesti menumbuhkan dalam dirinya sendiri keinginan untuk merawat tubuh diri dan orang lain, termasuk pertumbuhan psikologis dan emosionalnya.

2. Transendental
Pengembangan keutamaan transendental, baik itu yang sifatnya religius, keagamaan, maupun yang sublim, seperti kepekaan seni, apresiasi karya-karya manusia yang membangkitkan refleksi serta kemampuan untuk memahami kebesaran yang Illahi merupakan dasar bagi pengembangan pembentukan karakter. Setiap individu dianugerahi kepekaan akan sesuatu yang lembut, halus, yang bekerja secara rohani mendampingi manusia, kepekaan akan sesuatu yang adikodrati. Kepekaan akan yang Kudus, yang transenden, yang baik, yang indah, baik itu dalam diri manusia maupun di alam, merupakan salah satu sarana untuk membentuk individu menjadi pribadi berkeutamaan.

3. Keunggulan akademik
Keunggulan akademik adalah tujuan dasar sebuah lembaga pendidikan. Keunggulan akademik berbeda dengan sekedar lulus ujian. Keunggulan akademik mencakup di dalamnya, cinta akan ilmu, kemampuan berpikir kritis, teguh pada pendirian, serta mau mengubah pendirian itu setelah memiliki pertimbangan dan argumentasi yang matang, memiliki keterbukaan akan pemikiran orang lain, berani terus menerus melakukan evaluasi dan kritik diri, terampil mengomunikasikan gagasan, pemikiran, melalui bahasa yang berlaku dalam ruang lingkup dunia akademik, mengembangkan rasa kepenasaranan intelektual yang menjadi kunci serta pintu pembuka bagi hadirnya ilmu pengetahuan. Dari kecintaan akan ilmu inilah akan tumbuh inovasi, kreasi dan pembaharuan dalam bidang keilmuan.

4. Penguasaan diri
Penguasaan diri merupakan kemampuan individu untuk menguasai emosi dan perasaannya, serta mau menundukkan seluruh dorongan emosi itu pada tujuan yang benar selaras dengan panduan akal budi. Penguasaan diri termasuk di dalamnya kesediaan mengolah emosi dan perasaan, mau menempatkan kecondongan rasa perasaan sesuai dengan konteks dan tujuan yang tepat sebagaimana akal budi membimbingnya. Penguasaan diri termasuk di dalamnya kemampuan individu dalam menempatkan diri, bertindak dan berkata-kata secara bijak dalam ruang dan waktu yang tertentu.

5. Keberanian
Keberanian merupakan keutamaan yang memungkinkan individu mampu melakukan sesuatu dan merelisasikan apa yang dicita-citakannya. Keberanian termasuk di dalamnya kesediaan untuk berkorban demi nilai-nilai yang menjadi prinsip hidupnya, tahan banting, gigih, kerja keras, karena individu tersebut memiliki cita-cita luhur yang ingin dicapai dalam hidupnya. Keberanian merupakan dorongan yang memungkinkan individu mewujudnyatakan dan merealisasikan impiannya.

6. Cinta kebenaran
Cinta akan kebenaran merupakan dasar pembentukan karakter yang baik, bukan sekedar sebagai seorang pembelajar, melainkan juga sebagai manusia. Manusia merindukan kebenaran dan dengan akal budinya manusia berusaha mencari, menemukan dan melaksanakan apa yang diyakini sebagai kebenaran. Prinsip berpegang teguh pada kebenaran mesti diterapkan bagi praksis individu maupun dalam kehidupan bersama. Cinta akan kebenaran yang sejati memungkinkan seseorang itu berani mengorbankan dirinya sendiri demi kebenaran yang diyakininya. Sebab, keteguhan nilai-nilai akan kebenaran inilah yang menentukan identitas manusia sebagai pribadi berkarakter.

7. Terampil
Memiliki berbagai macam kompetensi dan keterampilan yang dibutuhkan, bagi perkembangan individu maupun dalam kerangka pengembangan profesional menjadi syarat utama pengembangan pendidikan karakter yang utuh. Memiliki kemampuan dasar berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, kompeten dalam bidang yang digeluti merupakan dasar bagi keberhasilan hidup di dalam masyarakat. Melalui kompetensinya ini seorang individu mampu mengubah dunia.

8. Demokratis
Masyarakat global hidup dalam kebersamaan dengan orang lain. Ada kebutuhan untuk saling membutuhkan, bahu membahu satu sama lain. Masyarakat tidak dapat hidup secara tertutup sebab keterhubungan satu sama lain itu merupakan kondisi faktual manusia. Karena itu, setiap individu mesti belajar bagaimana hidup bersama, mengatur tatanan kehidupan secara bersama, sehingga inspirasi dan aspirasi individu dapat tercapai. Demokrasi mengandaikan bahwa individu memiliki otonomi dalam kebersamaan untuk mengatur kehidupannya sehingga individu dapat bertumbuh sehat dalam kebersamaan. Demokrasi termasuk di dalamnya pengembangan dan penumbuhan semangat kebangsaan.

9. Menghargai perbedaan
Perbedaan adalah kodrat manusia. Menghargai perbedaan merupakan sikap fundamental yang mesti ditumbuhkan dalam diri individu. Terlebih dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, menghargai perbedaan mesti ditumbuhkan dalam diri tiap individu, karena negara kita ini berdiri karena para pendiri bangsa ini menghargai perbedaan, dan dalam perbedaan itu mereka ingin mempersatukan kekuatan dan tenaga dalam membangun bangsa.

10. Tanggung jawab
Tanggungjawab merupakan unsur penting bagi pengembangan pendidikan karakter karena terkait dengan ekspresi kebebasan manusia terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Tanggung jawab ini memiliki tiga dimensi, yaitu tanggungjawab kepada (relasi antara individu dengan orang lain), tanggungjawab bagi (hubungan individu dengan dirinya sendiri), serta tanggungjawab terhadap (hubungan individu terkait dengan tugas dan tanggungjawabnya di dalam masyarakat).

11. Keadilan
Bersikap adil, serta mau memperjuangkan keadilan adalah sikap dasar pribadi yang memiliki karakter. Keadilan penting untuk diperjuangkan karena manusia memiliki kecenderungan untuk antisosial. Untuk itulah diperlukan komitmen bersama agar masing-masing individu dihargai. Dalam konteks hidup bersama, keadilan menjadi jiwa bagi sebuah tatanan masyarakat yang sehat, manusiawi dan bermartabat. Tanpa keadilan, banyak hak-hak orang lain dilanggar.

12. Integritas moral
Integritas moral merupakan sasaran utama pembentukan individu dalam pendidikan karakter. Integritas moral inilah yang menjadikan masing-masing individu dalam masyarakat yang plural mampu bekerjasama memperjuangkan dan merealisasikan apa yang baik, yang luhur, adil dan bermartabat bagi manusia, apapun perbedaan keyakinan yang mereka miliki. Integritas moral memberikan penghargaan utama terhadap kehidupan, harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan yang bernilai dan berharga apapun keadaan dan kondisinya. Kehadiran individu yang memiliki integritas moral menjadi dasar bagi konstruksi sebuah tatanan masyarakat beradab. Integritas moral muncul jika individu mampu mengambil keputusan melalui proses pertimbangan rasional yang benar, dan melaksanakannya dalam tindakan secara bijak, sesuai dengan konteks ruang dan waktu tertentu. Integritas moral termasuk di dalamnya kemampuan individu untuk membuat kebijakan praktis yang bermakna bagi hidupnya sendiri dan orang lain.

http://www.pendidikankarakter.org
 
Read More >>
Pendidikan adalah salah satu hal yang penting kita perhatikan, pentingnnya pendidikan sangat terlihat jelas. Melamar pekerjaan yang layak tentu membutuhkan ijazah sesuai dengan jabatan yang akan kita lamar. Jabatan yang tinggi tentunya membutuhkan orang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi juga yang dibuktikan dengan ijazah. Tapi apakah ijazah yang notabene merupakan simbol tingkat pendidikan sesorang berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki. Hal ini patut kita perhatikan dan amati bersama, apalagi di era globalisasi yang penuh persaingan dan tidak sedikit orang yang menghalalkan segala cara untuk memenangkan kompetisi tersebut.
Pendidikan pada dasarnya memberikan kita pengetahuan bagaimana bersikap, bertutur kata dan mempelajari perkembangan sains yang pada akhirnya bisa dimanfaatkan untuk khalayak banyak. Tapia apa yang terjadi sekarang pendidikan menjadi ajang untuk mencari nafkah uang, uang dan uang. Berbagai cara orang lakukan untuk mendapatkan label Sarjana agar dapat diterima pada sebuah instansi. Dan tidak sedikit yang menempuh jalur yang tidak benar yang biasa kita kenal dengan sogok menyogok dan Nepotisme.
Pentingnya pendidikan pun hilang ditelan ganasnya kebuasaan manusia yang hanya merasa hidup ketika berduit. Padahal pendidikan tidak mengajarkan seperti itu, pendidikan itu penting tapi sangat jarang orang mengetahui secara spesifik pentingnya pendidikan.
Pendidikan dianggap penting karena dapat menjadi bekal untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Padahal tujuan pendidikan tidak seperti itu, pendidikan penting karena ingin memanusiakan manusia sesuai dengan teori pendidikan.
Pentingnya Pendidikan Bagi Semua Orang
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Seorang anak yang disayangi akan menyayangi keluarganya ,sehingga anak akan merasakan bahwa anak dibutuhkan dalam keluarga. Sebab merasa keluarga sebagai sumber kekuatan yang membangunya.Dengan demikian akan timbul suatu situasi yang saling membantu,saling menghargai,yang sangat mendukung perkembangan anak.Di dalam keluarga yang memberi kesempatan maksimum pertumbuhan,dan perkembangan adalah orang tua.Dalam lingkungan keluarga harga diri berkembang karena dihargai,diterima,dicintai,dan dihormati sebagai manusia .Itulah pentingnya mengapa kita menjadi orang yang terdidik di lingkungan keluarga.Orang tua mengajarkan kepada kita mulai sejak kecil untuk menghargai orang lain.

http://no3vie.wordpress.com/wp-includes/js/tinymce/plugins/wordpress/img/trans.gif?m=1207340914g
Sedangkan di lingkungan sekolah yang menjadi pendidikan yang kedua dan apabila orang tua mempunyai cukup uang maka dapat melanjutkannya ke jenjang yang lebih tinggi dan akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi kemudian menjadi seorang yang terdidik . Alangkah pentingnya pendidikan itu. Guru sebagai media pendidik memberikan ilmunya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Peranan guru sebagai pendidik merupakan peran  memberi bantuan dan dorongan ,serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak  agar anak dapat mempunyai rasa tanggung jawab dengan apa yang dia lakukan. Guru juga harus berupaya agar pelajaran yang diberikan selalu cukup untuk menarik minat anak .

Read More >>
Di saat semua pergi meninggalkanku…
Hanya bayanganMu yang ada d sisiKu…
Bercakap dengan byanganmu hanya hampa…
Seakan hidupKu slalu tertahan dalam dunia maya…
Apalagi diriKu yang taK Punya Asa…
Sedikitpun aku tak dapat mencaci rasa…
Senyum itu enggan menghampiriku di sini…
Timbul dalam jiwa yang ingin mencari…
Waktu tak akan terhenti dan slalu meroda…
Nafas jiwa dalam cengkraman cakrawala…
Jika keabadian cinta itu memintamu…
Syair yang membuat seribu bahasa dukamu…
Kepedihan yg kini terasa d jiwa ini…
Semoga di kala nanti kau mengerti…
Berharap kau akan mengukir nama d hatimu…
Dan berharap nama yg itu aku…
Kau adalah permata cinta dalam hidupku…
Hidupku kan terhias oleh cintamu…
Aku memang tak mempunyai asa…
Lubuk hati paling dalam juga merasa ingin d cinta…
Sang waktu yg akan menjawab smua ini…
Walau perih kurasa…Aku kan slalu menanti…
Cinta itu tak akan pernah pudar dan kian membara…
Dan cinta itu akan hidup…Untk kita selamanya…
Read More >>